See you again Lombok







Jumat, 28 Januari 2011 pergi meninggalkan tanah Sumatera (Padang) menuju perantauan yang tidak pernah diiimpikan sebelumnya. Lombok, yes! “surga kedua setelah Bali” (konon ceritanya) yang menjadi salah satu motivasi penyemangat diri untuk melupakan rasa iba meninggalkan kampung halaman demi mengabdi untuk negeri. Tapi, pemandangan pertama dari atas pesawat membuat perasaan tidak enak, hanya melihat padang hijau penuh hutan, gunung-gunung dan sawah yang sangat luas. Indah memang, hanya sempat berfikir pulau ini masih jauh dari peradaban dan bangunan-bangunan gedung yang diharapkan.


Landing, pukul 15.30 WITA, pertama kali menginjakkan kaki di wilayah Indonesia Bagian Tengah tepatnya di Selaparang Airport (bandara lama) dengan fasilitas bandara yang sangat minim, banyak orang berjualan asongan seperti terminal angkot dan ditambah sepanjang perjalanan menuju kota tidak satupun terlihat warung nasi Padang, membuat perasaan bingung dengan pulau ini, akankah saya bisa adaptasi disini?


Tahun 2011, Lombok masih sepi, masih sering pemadaman listrik bergilir, belum ada mall yang layak dikatakan mall, belum ada bioskop, belum ada pusat hiburan dikarenakan defisit listrik yang masih jauh dari kata surplus. Semua pembangkit di NTB 98% berasal dari PLTD, listrik di pulau ini bakar-bakar duit imbuh atasan pertama saya (M. Dahlan Djamaluddin). Saat itu, sudah banyak waiting list permintaan daya listrik yang sangat besar dari investor-invenstor luar, antara lain untuk pembangunan pusat perbelanjaan, hotel, restoran dan bahkan tempat hiburan layaknya seperti pulau Bali.


Weekly meeting every Monday morning, atasan selalu berpesan dan memberi motivasi kepada pegawai PLN dan rekanan Kontraktor dalam strategi-strategi penyelesaian project pembangkit dan jaringan untuk NTB khususnya pulau Lombok. Sebagai insan PLN, tugas baru dan kepercayaan baru yang diberikan atasan sebagai Koordinator Pengawas menjadikan #EnergiOptimisme penyemangat diri dalam peyelesaian tantangan-tantangan tersebut. Salah satu contoh selalu ada concrete request letter (permintaan pengecoran) disetiap weekend dari Kontraktor, yang menjadikan lupa akan hari libur untuk menikmati indahnya pulau Lombok, well, I'm enjoy it!


and 7.5 years later...


Alhamdulillah, Rabu 11 Juli 2018 panggilan pindah tugas ke kampung halaman tanah Sumatera (Pekanbaru), campur aduknya perasaan saat itu, diantaranya senang gembira bertugas di pulau kelahiran, tapi ada sedih meninggalkan Lombok yang penuh cerita dan merasa bangga bisa mengabdi untuk pulau yang indah ini. Apapun itu selalu mengucap syukur kepada Allah SWT.

Sedikit pengabdian selama diperantauan Nusa Tenggara :


PLTU Jeranjang (2x25 MW) Progress 29% s.d 89%
Site Development PLTU Sewa, Sign Contract s.d FAC
GI 150 kV Paokmotong, Serah Terima Lahan s.d STP
GI 150 kV Pringgabaya, Serah Terima Lahan s.d STP
Site Development PLTU Sambelia, Sign Contract s.d TOC
Perencana Pengadaan, Engineer Bid Doc Tragi
Logistik, Operasi Konstruksi (penyelesaian 95% Kontrak Harga Satuan)


Well, dari serangkaian tugas-tugas diatas banyak pengalaman atau pelajaran berharga yang dapat diambil, mulai dari penolakan masyarakat, birokrasi pemerintah setempat bahkan kecurangan kontraktor yang tidak bisa diceritakan lengkap ditulisan ini.


And now, Lombok sangat indah, sangat terang benderang, banyak hotel mewah, banyak mall mewah, banyak pilihan bioskop, banyak restoran mewah (salah satunya restoran padang Sederhana, haha) bahkan saat ini Lombok tidak kalah maju dari peradaban kota-kota besar lainnya, seiring dengan program pemerintah gubernur TGB (Tuan Guru Bajang) pertumbuhan ekonomi NTB meningkat hingga 9,9% melampaui pertumbuhan ekonomi nasional 4,9%. Semoga sedikit pengabdian ini menjadi hal yang bermanfaat untuk NTB (Nusa Terang Benderang) Terimakasih, Lombok.


Lombok International Airport, 25 Juli 2018


Eko Stevanus
Assistant Analyst Perencana Pengadaan
PT PLN (Persero) P3B Sumatera

Comments