Fungsi Urugan Pasir untuk Konstruksi Tahan Gempa #ForLombok

Pasca gempa Padang 7,6 Skala Richter (SR) tanggal 30 September 2009 yang menewaskan 1.117 korban jiwa yang tersebar di 3 kota dan 4 kabupaten di Sumatera Barat, menjadi perhatian khusus untuk para dosen dan mahasiswa teknik sipil khususnya dengan melihat kerusakan rumah/gedung skala berat dan sedang lebih dari 200.000 unit.

Penelitian demi penelitian banyak disimpulkan kerusakan rumah/gedung pasca gempa sebahagian besar terdapat dari cacat konstruksi dan metoda pelaksanaan konstruksi yg tidak memenuhi SNI. Kesalahan dalam pemakaian kelas pondasi, pemakaian besi tulangan dan bahkan campuran beton yang tidak memenuhi mutu rencana.

Banyak ulasan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan rumah/gedung yang dapat dikategorikan rumah/gedung tahan gempa bahkan dengan rencana asumsi 9 Skala Richter (SR)  tentunya dengan harga/nilai bangunan jauh melebihi nilai normal.

Tulisan ini sengaja saya publish dikarenakan pasca gempa Lombok 7 Skala Richter (SR) tanggal 05 Agustus 2018 yang hingga saat ini masih terdapat gempa susulan telah menewaskan lebih dari 500 korban jiwa, ingin hati rasanya berada diantara korban gempa untuk membantu dan memberi motivasi bangkit dalam pembangunan kedepan agar mempunyai kontruksi yang lebih aman.

Sedikit ilmu kuliah perihal salah satu titik fokus dalam bangunan tahan gempa adalah "Pasir Urug" pentingnya urugan pasir khususnya bawah pondasi (struktur) dan lantai dasar (non struktur) dalam kontruksi rumah/gedung tahan gempa.

Urugan pasir berfungsi menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban, sehingga beban yang dipikul permukaan tanah merata. Urugan pasir bawah pondasi adalah pengurugan yang ditempatkan di permukaan lobang pondasi yang digali, sedangkan pengurugan bawah lantai adalah pengurugan permukaan tanah asli sebelum pemasangan keramik lantai. Ketebalan urugan pasir yang dipadatkan 5-10 cm sesuai dengan kondisi tanah.

Pemakaian Pasir Urug di Pondasi Dangkal (batukali)

Pemakaian Pasir Urug di Pondasi Dalam (telapak)

Sangat perlu diperhatikan, dalam gambar rencana selalu terdapat pasir urug setinggi 10-15 cm dibawah pondasi, dapat diulang fungsi utama pasir urug tersebut adalah untuk menstabilkan permukaan tanah dan menyebarkan beban, beban yang dimaksut salah satunya adalah beban gempa. Secara bahasa awam (non teknik) pasir tersebut memiliki sifat gaya gesek (kohesi) yang sangat kecil, sehingga sebagai fleksibilitas dari keseluruhan bangunan tersebut jika terdapat beban gempa akan menyelaraskan semua permukaan sesuai irama beban tersebut, menjadikan bangunan tidak kaku dan mengikuti gaya veritkal beban yang diterima. Secara logika, jika pondasi bangunan kaku (tanpa pasir urug) dan dapat dicontohkan dengan diberi sedikit beban vertikal yang dierima akan menimbulkan patahan dan retak dari struktur tersebut, dikarenakan fungsi struktur tidak kuat kuat menerima beban tarik yang berulang (gempa). 

Dapat diperhatikan, Jepang salah satu negara dengan rutinitas gempa paling tinggi, banyak ilmu dan penelitian lebih tinggi di negara tersebut dalam menghadapi gempa, akan tetapi hal sederhana yang tidak mereka abaikan dalam pembangunan rumah/gedung sederhana adalah Pasir Urug bawah pondasi.

Pasir urug, item kecil dari sebuah bangunan akan tetapi mempunyai fungsi yang sangat besar dalam sebuah konstruksi yang sering sekali terabaikan oleh mandor atau pengawas lapangan dalam pelaksanan pekerjaan pondasi. dan dapat dipastikan sebelum pelaksanaan kadar lumpur dari pasir urug tidak boleh lebih dari 5%  hal ini sangat mempengaruhi fleksibilitas dari pasir tersebut.

Ilmu ini saya dapat dari bapak Ir. Indra Yurmansyah, MSc.,IPMd (alm), salah satu dosen terbaik saya di Politeknik Negeri Padang, mata kuliah manajemen konstruksi semester 4, beliau salah satu dosen aktif dalam perbaikan bangunan rusak pasca gempa Padang tahun 2009 silam, semoga tetap menjadi amal yang bermanfaat untuk diteruskan kawan-kawan di Lombok dalam pembangunan rumah/gedung di pasca gempa Lombok 2018.

Solok, 22 Agustus 2018
Eko Stevanus

Comments

  1. smg menjadi ilmu yg bermanfaat.
    tks

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. typo pak, maksudnya itu dalam pembangunan, tks pak

      Delete
  3. Mas, saya tanya. urutan yang benar setelah dibawah keramik itu apa ya? Dan tolong dijelaskan .

    ReplyDelete
    Replies
    1. tergantung permukaan pak, jika permukaan tanah lembek atau yg rentan terjadi penurunan lebih baik di cor dulu dgn beton bertulang, minimal pakai besi diameter 10, jika permukaan tanah keras baiknya diisi dulu lantai kerja atau beton mutu k100 minimal tebal 5 cm agar menghindari penurunan.

      Delete
  4. Untuk bngunan di atas tanah keras mnggunakan urigan pasir murni ..kira kira berpengaruh g yah untuk masa ke dpn ny trhdp bngunan trsbut

    ReplyDelete
  5. terimakasih sharring ilmu nya mas, sangat bermanfaat

    ReplyDelete

Post a Comment